Andy girang bukan kepalang saat caudiciform-tanaman dengan bentuk pangkal batang dan akar gembung-asal Angola yang masih langka di pasaran itu tiba-tiba dilelang oleh salah satu nurseri besar di Jerman pada awal Agustus 2011. Tanpa pikir panjang, Andy pun langsung memberikan penawaran terbaiknya. Alhasil, di antara para penawar lain dari seluruh dunia, Andy lah pemenang lelang itu.
Andy kesengsem anggota famili Vitaceae itu lantaran sosok tanaman yang unik. “Kulit batangnya mengelupas. Itu tanda tanaman sudah tua,” ujar Andy. Diperkirakan tanaman setinggi 15 cm itu berumur 15 tahun. Artinya, dalam setahun rata-rata hanya bertambah tinggi 1 cm. Demi mendapatkan kerabat anggur itu Andy rela menukar dengan uang hingga belasan juta rupiah.
Unik dan langka
Cyphostemma hanya salah satu caudiciform koleksi Andy. Sejak 2006 pria yang juga hobi merawat ayam bangkok itu mengoleksi puluhan jenis caudiciform lain. Total jenderal koleksinya kini mencapai 100-an tanaman. Beberapa di antaranya memiliki bentuk yang benar-benar unik. Sebut saja Dorstenia lavrani. Anggota famili Moraceae itu memiliki banyak cabang. Sosok tanaman persis jangkar kapal. Pangkal batangnya terlihat menggembung dan daunnya bergerigi. Bentuk bunganya juga unik berwana hijau muda sehingga membuat tanaman berumur 5 tahun itu tampil atraktif.
Yang tak kalah menarik ialah Trematosperma cordatum yang berdiameter caudex 7 cm. Tanaman itu diperoleh dari hasil perburuan di dunia maya dari salah satu nurseri di Eropa 2 tahun silam. Tanaman berumur 5 tahun asal Somalia itu unik karena bentuk caudex bulatnya nyaris sempurna seperti bola.
Nun di Sidoarjo, Jawa Timur, Andy Chandra juga keranjingan mengoleksi puluhan tanaman berbatang gendut sejak 2007. Salah satunya Fockea edulis. Anggota famili Apocynaceae itu memiliki caudex bulat dan pertumbuhannya relatif lebih cepat. Pada umur 3 tahun diameter caudex mencapai 7 cm. Uniknya bonggolnya dapat dikonsumsi. Dalam bahasa latin edulis bermakna edible alias dapat dikonsumsi. Dahulu, di Afrika Selatan bonggol kerabat adenium itu kerap dikonsumsi oleh penduduk.
Koleksi lain yang tak kalah unik ialah Euphorbia decidua yang diperoleh dari Thailand. Bentuk caudexnya persis seperti botol. Daun kerabat singkong itu unik: panjang dan melintir. “Jenis itu lambat sekali tumbuh dan langka,” tutur Andy Chandra. Sayang, ia tak tahu persis umur tanaman yang dikoleksinya sejak beberapa tahun silam itu.
Awas beracun!
Menurut Andy Darmawan beberapa tahun belakangan tanaman caudiciform mulai marak dikoleksi hobiis. Bahkan, di dunia maya banyak bermunculan grup yang beranggotakan para hobiis tanaman berbatang gendut itu. Salah satunya hobiis asal Jakarta Timur, Fernando Manik. Beberapa koleksinya tak kalah istimewa. Tylecodon pearsonii misalnya. Tanaman itu diperoleh 3 tahun lalu dari hobiis lain di Tangerang, Banten. Tanaman semak berukuran mini itu memiliki daun bulat memanjang dan permukaannya halus.
Kulit batang berwarna kecokelatan dan kerap terkelupas pertanda umur tanaman tua. Walau terlihat cantik, Fernando mesti berhati-hati merawatnya. “Ini termasuk tanaman beracun,” ujarnya. Tanaman asal Namibia dan barat laut Cape Town itu mengandung senyawa yang bersifat cardiotoksik dan neurotoksik. Bila daunnya dimakan bisa menyebabkan kerusakan pada jantung.
Koleksi Fernando lainnya Avonia quinaria. Tanaman asal Afrika Selatan itu bentuk daunnya bulat memanjang dan beruas. Tanaman yang sudah masuk dalam daftar Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) appendix 2 itu gampang dirawat karena tidak perlu dipupuk. “Kalau sering dipupuk tanaman malah terlihat ngelancir,” ujar Fernando. Cantik, unik, dan gampang dirawat membuat tanaman bercaudex menjadi pilihan bagi hobiis yang sibuk seperti Fernando. (Tri Istianingsih) - http://www.trubus-online.co.id
0 komentar:
Posting Komentar