Sabtu, 12 Januari 2013

Perlunya Kehati-hatian dalam Ekspansi


Views :142 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 12 Januari 2012 11:08
ekspan0112Ekspansi bisnis adalah hal yang positif tetapi memerlukan perhitungan yang matang untuk melakukannya. Salah satunya adalah apakah perlu meminjam dari bank untuk memenuhi kebutuhan dana. Siapkah perusahaan menghadapi konsekuensi dari langkah ini?

Meskipun secara umum keadaan ekonomi belum pulih benar, tidak sedikit perusahaan yang merasa sudah waktunya melakukan ekspansi atau perluasan usaha, karena permintaan meningkat dan kapasitas sudah penuh. Dalam hal produk konsumer seperti makanan dan kebutuhan rumah tangga, begitulah kenyataannya.

Tentu tidak semua sektor usaha mengalami hal yang sama. Sektor properti masih belum begitu merasakan adanya pergerakan permintaan yang mencolok. Sektor perbankan juga belum merasakan perlunya melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang baru setelah begitu banyak bank dibekukan kegiatan usahanya dan begitu banyak cabang bank ditutup.

Keengganan ekspansi merupakan salah satu kendala utama mengapa dana perbankan tidak dapat disalurkan kepada korporasi sebagaimana diharapkan. Sebaliknya perusahaan yang melakukan ekspansi di tanggapi dengan baik oleh kalangan perbankan, meskipun masih ada kekhawatiran besar untuk menyalurkan kredit dalam jumlah besar, seperti sebelum krisis.

Bank masih cenderung bertindak sangat konservatif dengan memotong permintaan kredit dan sekaligus juga minta banyak sekali jaminan yang berupa harta tetap. Sikap bank yang konservatif merupakan rem yang baik bagi banyak perusahaan yang sudah memikirkan untuk melakukan ekspansi dan mau pinjam lebih banyak dari bank.

Sering manajemen perusahaan merasa jengkel kalau permintaan kreditnya ditolak oleh bank dengan berbagai alasan. Mereka yang dulu ditolak permintaan kreditnya pada 1996-1997 boleh berterima kasih pada mereka yang menolak karena justru itulah yang menyelamatkan mereka dari kesukaran selama krisis.

Sebaliknya mereka yang banyak disodori kredit dan dalam waktu singkat menyerap begitu banyak kredit justru mengalami banyak kesukaran selama krisis. Untuk melakukan ekspansi, dana memang tidak selalu berasal dari internal perusahaan sendiri khususnya kalau ekspansi dilakukan dengan penambahan lahan, bangunan dan mesin-mesin yang jumlahnya cukup banyak, dalam waktu yang relatif pendek.

Tentu tidak cukup waktu bagi perusahaan untuk mengumpulkan cukup dana dan hampir pasti dibutuhkan dukungan dana dari investor baru, bank atau lembaga keuangan lainnya. Tidak ada yang cuma-Cuma. Pinjaman bank dan lembaga keuangan ada bunganya dan investor juga minta tingkat pengembalian investasi yang memadai dalam bentuk apapun juga. Perusahaan yang melakukan ekspansi harus memperhitungkan baik-baik semua itu.

Perusahaan harus melihat kemampuannya untuk menghasilkan laba di masa lalu dan juga harus memperhitungkan kemampuannya untuk menghasilkan laba setelah memperoleh tambahan pinjaman, setelah membayar bunga atas pinjaman yang dipergunakannya.

Perusahaan selalu menganggap bahwa kredit yang diperolehnya pasti akan meningkatkan penjualannya dan dengan demikian juga meningkatkan laba operasinya, sedemikian rupa sehingga perusahaan akan mempunyai kemampuan lebih untuk membayar bunga yang lebih besar.

Masa lalu adalah suatu hal yang pasti karena sudah terjadi tetapi masa depan hanyalah sebuah perkiraan yang kepastiannya masih diragukan. Yang pasti adalah ketidakpastiannya. Perkiraan yang terbaik hanyalah merupakan pendekatan yang diharapkan dapat melindungi baik debitur maupun kreditur.

Perkiraan bisa meleset. Banyak faktor makro dan berbagai faktor lain di luar perusahaan tidak dapat dikendalikan. Sukses masa lalu tidak begitu saja dapat diulang. Manajemen harus memperhitungkan skenario terbaik dan juga yang terburuk sekiranya perhitungan meleset, penjualan tak tercapai dan biaya ternyata lebih tinggi dari masa lalu.

Jangan hanya melihat matahari yang bersinar terang tanpa kemungkinan awan gelap atau hujan deras. Perhatian utama harus ditujukan pada laba rugi dan arus kas selama setahun terakhir.

Tidak salah untuk memperkirakan kenaikan arus kas setelah melakukan ekspansi tetapi perlu juga memperthitungkan skenario seandainya penjualan hanya naik sedikit atau bahkan tak naik sama sekali, apakah perusahaan masih sanggup untuk memenuhi kewajibannya kepada bank.

Pinjaman tidak bisa didasarkan semata-mata pada nilai jaminan yang diberikan. Pinjaman harus didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga dan cicilan atau yang disebut sustainability dari utang. Membeli lebih banyak aset dengan uang pinjaman dapat dilakukan dengan mudah oleh siapa saja.

Yang menjadi pertanyaan ialah apakah penambahan aset itu memang perlu dan apakah penambahan itu memang akan meningkatkan penjualan dan laba. Untuk itu perusahaan memerlukan kemampuan manajemen yang tidak hanya berhasil waktu ukuran perusahaan masih kecil tetapi tetap hebat waktu ukuran perusahaan menjadi lebih besar.

Faktor sumber daya manusia atau sumber daya otak ini harus mendapat perhatian sendiri, karena perusahaan yang melakukan ekspansi dan menjadi makin besar pasti akan menghadapi masalah-masalah yang jauh lebih besar magnitude-nya. Yang biasanya tak menjadi masalah adalah kemampuan perusahaan untuk meningkatkan produksi.

Biasanya juga tak menjadi masalah untuk mengurus aspek keuangan dan administrasi yang menjadi lebih kompleks tetapi semuanya itu tidak dapat dibandingkan dengan masalah kenaikan penjualan. Tidak ada gunanya menambah aset tanpa bisa menghasilkan penjualan yang lebih banyak.

Kalau laba operasi tidak cukup untuk memenuhi kewajiban bunga, maka perusahaan akan mengalami kerugian, bahkan mungkin tidak mempunyai cukup uang untuk membayar bunga. Kalau demikian halnya, maka perusahaan mungkin baru bisa membayar bunga dari dana pinjaman baru. Ini mencelakakan karena pinjaman baru akan menambah beban bunga.

Karena itu sebelum melakukan ekspansi, sebelum mencari tambahan pinjaman, yakinkan dulu kalau penjualan bisa ditingkatkan dan laba yang lebih besar bisa dihasilkan. Seluruh persiapan harus dilakukan dengan cermat, agar tidak terjadi 'surprises' atau kaget-kaget yang tidak perlu. Ekspansi itu dimaksudkan untuk membuat perusahaan menjadi lebih besar, bukan untuk mematikan perusahaan karena terjadinya kesalahan yang fatal. (*/dari berbagai sumber)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/amankan-bisnis/14235-perlunya-kehati-hatian-dalam-ekspansi.html

0 komentar:

Posting Komentar