Sabtu, 05 Januari 2013

Mengunci Laba dari Bisnis Kancing Kerang

Cangkang kerang tidak lagi dianggap sebagai limbah. Para perajin kini banyak yang memanfaatkan cangkang kerang untuk dibuat kancing baju dan tas. Karena dianggap lebih ramah lingkungan banyak pembeli dari luar negeri, terutama Eropa tertarik produk kancing dari cangkang kerang itu. Permintaannya pun terus bertambah.

Umumnya kancing baju terbuat dari balian baku plastik. Namun, sekarang mulai banyak produk kancing baju dengan balian baku non plastik yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya, kancing baju dari-cangkang kerang. Di tangan-tangan nan terampil, cangkang kerang yang biasanya dibuang percumadan menjadi limbah, bisa disulap menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi.

Bahkan produk kancing dari cangkang kerang kini sudah melanglangbuana sebagai produk ekspor ke berbagai negara. Karena dianggap ramah lingkungan, produk kancing cangkang kerang tersebut ternyata cukup diminati pasar. Salah satu pembuatnya adalah I Putu Darniaya Ia berbisnis kancing berbahan cangkang kerang dengan bendera PT Caspia Bali. Sejak 2001, ia menekuni bisnis ini.

Menurut Dannaya, ada lima jenis cangkang kerang yang bisa diolah menjadi produk kancing. Yakni, cangkang kerang mutiara, Iola, wadung, mabe, dan trukus. Dari berbagai jenis cangkan kerang tersebut, kancing dengan kualitas terbaik biasanya terbuat dari bahan baku kerang mutiara

Balian baku cangkang kerang, ia beli dari para penangkar kerang. Dannaya biasanya membeli cangkang kerang itu dari penangkar kerang di daerah Bali dan Lombok dengan harga Rp 15.000 per kilogram (kg) untuk mutu cangkang paling rendah. "Setelah kami olah menjadi kancing, harganya dari Rp 100 satu in.ii sampai Rp 1.000 per biji," ujar Darmaya

Saban hari, Dannaya bisa memproduksi 300 kg hingga 400 kg kancing. Permintaan banyak datang dari pabrik garmen dan industri aksesoris skala rumahan di Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang. Selain itu, Darmaya jugasudah mengeskpor produk kancing miliknya ke berbagai negara, seperti China, Italia, Jerman dan negara Eropa lain. "Omzet saya Rp 50 juta perbulan," imbuhnya

Pembeli dari Eropa paling banyak lantaran mereka sangat peduli dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Mereka juga menilai kancing dari kulit kerang menjadi sangat artistik bila dipadukan dengan busana Maka itu, Darmaya bilang, permintaan kancing dari cangkang kerang ini dari para pembeli di Eropa terus meningkat.

Berkah memanfaatkan limbah cangkang kerang juga di-nikamti Ahmadun, perajin skala industri rumahan di Si tubondo, Jawa Timur. Sama seperti Dannaya, ia juga menyulap limbah cangkang kerang menjadi produk kancing baju dan tas, sejak tahun 2001 silam.

Bedanya, produk kancing baju Ahmadun belum sampai ke negeri orang. Ia hanya me-nyasar industri garmen dan aksesoris skala rumahan sebagai target pasarnya. Bahan baku cangkang kerang ia peroleh dari sekitar tempat tinggalnya. Dengan memakai peralatan yang sederhana, Ahmadun bisa menghasilkan 200 biji sampao 300 biji kancing baju dari cangkang kerang, dalam sehari.

Omzet yang ia raup memang belum sebesar Darmaya "Omzet saya hanya sekitar Rp 10 juta perbulan," imbuhnya. Toh, ia memiliki kepuasan tersendiri berbisnis kancing cangkang kerang ini. Bukan cuma mendapat penghasilan, tetapi setidaknya ia juga bisa membantu mengurangi limbah lingkungan.

Agar pendapatan semakin mengkilap, Ahmadun maupun Darmaya kini tak hanya menjual produk kancing baju dan tas saja. Tetapi juga berbagai macam pernak-pernik dan hiasan dinding. Tentu saja bahan bakunya tetap cangkang kerang.

0 komentar:

Posting Komentar